Jl. Rs. Fatmawati, Pondok Labu – South Jakarta

fpciupnvj@upnvj.ac.id

@fpciupnvj

DeepSeek: AI dari China yang Menggemparkan Industri Teknologi Amerika!

Oleh Jeremia Hutabarat

Kecerdasan buatan atau dalam bahasa inggris disebut artificial intelligence (AI) merupakan sebuah teknologi yang dirancang untuk membuat suatu sistem komputer yang dapat meniru kemampuan intelektual manusia. Dengan kata lain kemampuan dari kecerdasan buatan atau AI dirancang untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) secara global telah mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak pertama kali diperkenalkan pada 1950-an oleh Alan Turing, seorang matematikawan yang meneliti komputer modern digital pertama. Setelah mengalami stagnasi akibat keterbatasan teknologi, AI mulai berkembang pesat sejak tahun 1990-an dengan kemunculan machine learning dan deep learning, yang memungkinkan komputer belajar dari data tanpa aturan yang detail dan spesifik. Terobosan besar terjadi ketika Deep Blue mengalahkan Garry Kasparov pada tahun 1997 yang kemudian diikuti oleh AlphaGo yang mengalahkan Lee Sedol pada tahun 2016, hal ini menunjukkan keunggulan AI dalam strategi kompleks. Saat ini, AI generatif seperti GPT dan DALL-E semakin canggih, digunakan dalam berbagai bidang seperti kesehatan, keuangan, dan otomotif. Regulasi AI mulai dibahas secara global untuk memastikan pengembangan AI yang bertanggung jawab. Namun, ternyata Amerika Serikat kini bukan lagi satu-satunya negara yang menghasilkan AI terkemuka. Bahkan akhir-akhir ini dunia AI sedang gempar akibat kehadiran suatu AI yang dinilai cukup hebat dan efisien dibanding AI lainnya yaitu DeepSeek AI dari China.

Mungkin beberapa dari kita masih awam dengan AI asal China ini, sebenarnya apa itu DeepSeek?. DeepSeek merupakan perusahaan rintisan AI asal China yang bermarkas di Hangzhou, perusahaan ini didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng. Nama Liang Wengfeng mungkin terdengar tidak familiar diluar China tetapi di negerinya sendiri Liang Wengfeng merupakan sosok yang sangat berprestasi dan berpengalaman khususnya dalam bidang pemanfaatan teknologi dalam investasi. Pada Tahun 2013 Liang Wenfeng yang merupakan lulusan teknik informasi dan komunikasi mendirikan Hangzhou Jacobi Investment Management yaitu sebuah perusahaan investasi yang menggunakan dan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menerapkan strategi perdagangan. Kemudian 3 tahun setelah mendirikan Jacobi, Liang Wenfeng kembali mendirikan 2 perusahaan yang juga bergerak di bidang investasi dan kembali menggunakan matematika dan kecerdasan buatan (AI) dalam pengoperasiannya. Lalu di akhir tahun 2016 perusahaan Liang Wenfeng merilis model AI pertama mereka yang hanya digunakan untuk keperluan investasi dan model AI itu baru dipakai secara penuh satu tahun setelah perilisannya. Kemudian pada tahun 2017 perusahaan Liang Wenfeng mulai merekrut dan juga membentuk tim peneliti khusus untuk memulai pengembangan algoritma AI yang kemudian pada tahun 2023 Liang Wenfeng mendirikan DeepSeek. Liang Wenfeng menjelaskan bahwa motivasinya dalam mendirikan DeepSeek adalah murni akibat rasa ingin tahunya yang begitu besar akan bidang ini dan juga Liang Wenfeng ingin membuktikan beberapa hipotesis yang telah ia ciptakan terkait AI, selain itu ia juga ingin menepis anggapan banyak pihak yang mengatakan bahwa mengembangkan dan membuat suatu AI itu memerlukan biaya yang sangat mahal dan sumber daya yang banyak. 

Pada awal tahun 2025, industri teknologi Amerika Serikat, yang selama ini dikenal sebagai pusat inovasi global khususnya dalam bidang AI telah dikejutkan oleh kemunculan DeepSeek AI, sebuah perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang berbasis di Tiongkok. Kedatangan DeepSeek AI bukan sekadar penambahan pemain baru di pasar, melainkan sebuah gebrakan yang mengguncang fondasi industri, memicu perdebatan sengit tentang daya saing global AS, dan memaksa para pemimpin teknologi untuk mengevaluasi kembali strategi mereka. Inti dari gempuran DeepSeek terletak pada peluncuran model AI terbarunya, DeepSeek R1. Perusahaan ini mengklaim bahwa R1 memiliki kemampuan yang setara dengan model AI terkemuka seperti ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI yang didukung Microsoft, namun dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah. Klaim ini, meskipun masih memerlukan verifikasi independen yang lebih mendalam, telah menimbulkan gelombang kekhawatiran di kalangan investor, eksekutif perusahaan teknologi, dan juga pembuat kebijakan di AS. Pertanyaannya bukan lagi apakah AI akan mengubah dunia, tetapi siapa yang akan memimpin perubahan itu dan bagaimana AS dapat mempertahankan posisinya di garis depan inovasi AI. Salah satu langkah strategis yang memungkinkan DeepSeek untuk berkembang pesat adalah kemampuan perusahaan untuk mengakuisisi sekitar 50.000 chip Nvidia A100 sebelum adanya larangan ekspor teknologi tersebut ke Tiongkok. Chip Nvidia A100, yang merupakan salah satu chip GPU (Graphics Processing Unit) yang paling canggih dan banyak dicari di dunia, sangat penting untuk melatih model AI yang besar dan kompleks. Dengan mengamankan pasokan chip-chip canggih ini sebelum larangan ekspor diberlakukan, DeepSeek berhasil membangun fondasi infrastruktur yang kuat untuk pengembangan model AI mereka. Selain itu, DeepSeek juga dilaporkan menggunakan kombinasi chip Nvidia A100 dengan alternatif yang lebih murah, yang memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan biaya pelatihan model AI mereka tanpa mengorbankan kinerja. Pada tanggal 10 Januari 2025, DeepSeek secara resmi meluncurkan aplikasi chatbot AI mereka di Amerika Serikat. Langkah ini merupakan langkah berani yang menunjukkan kepercayaan diri perusahaan terhadap kemampuan teknologi mereka. Aplikasi chatbot AI DeepSeek dengan cepat mendapatkan popularitas di kalangan pengguna AS dan berhasil menduduki peringkat teratas aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store AS dalam waktu yang sangat singkat. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa DeepSeek mampu menawarkan solusi AI yang menarik dan relevan bagi pengguna AS, yang selama ini didominasi oleh produk-produk dari perusahaan-perusahaan teknologi AS seperti OpenAI, Google, dan Microsoft. Keberhasilan aplikasi ini juga menjadi bukti bahwa DeepSeek memiliki kemampuan untuk bersaing secara efektif di pasar AS yang sangat kompetitif.

Model AI DeepSeek R1 menjadi pusat perhatian karena klaim perusahaan yang berani bahwa model ini mampu mencapai performa yang setara dengan model AI terkemuka seperti ChatGPT, namun dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah. DeepSeek mengklaim bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar $6 juta (sekitar Rp93 miliar) untuk mengembangkan R1, sementara OpenAI diperkirakan menghabiskan sekitar $540 juta (sekitar Rp8,3 triliun) untuk mengembangkan ChatGPT. Perbedaan biaya yang sangat signifikan ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana DeepSeek dapat mencapai hasil yang serupa dengan investasi yang jauh lebih kecil. Klaim ini juga memicu perdebatan tentang metodologi pengembangan AI, efisiensi sumber daya, dan potensi terobosan teknologi yang mungkin telah dicapai oleh DeepSeek. Beberapa analis berspekulasi bahwa DeepSeek mungkin telah menemukan cara yang lebih efisien untuk melatih model AI mereka, mungkin melalui penggunaan algoritma yang lebih cerdas, arsitektur model yang lebih efisien, atau teknik optimasi yang inovatif. Ada juga kemungkinan bahwa DeepSeek mampu memanfaatkan sumber daya yang lebih murah di Tiongkok, seperti tenaga kerja dengan biaya yang lebih rendah atau akses ke data pelatihan yang lebih terjangkau. Selain itu, beberapa pihak berspekulasi bahwa DeepSeek mungkin telah memanfaatkan teknik transfer learning, di mana mereka menggunakan model AI yang sudah ada dan melatihnya dengan data baru untuk meningkatkan performanya pada tugas-tugas tertentu. Namun, hingga saat ini, DeepSeek belum memberikan rincian yang jelas tentang metodologi pengembangan AI mereka, sehingga klaim mereka masih menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli.

Fitur apa saja yang ditawarkan DeepSeek R1 sehingga AI ini menarik bagi pengguna dan pengembang? Yang pertama adalah Kemampuan Pemrosesan Bahasa Alami (Neuro Linguistic Program) Tingkat Lanjut, artinya DeepSeek R1 dirancang untuk memahami konteks dengan lebih baik daripada model AI lainnya, yang memungkinkan model ini untuk menghasilkan respons yang bukan hanya lebih relevan tetapi juga lebih akurat dan kontekstual. Kemampuan NLP tingkat lanjut ini sangat penting untuk aplikasi percakapan dan berbasis teks, seperti chatbot, asisten virtual, dan ringkasan teks. Selain itu DeepSeek memiliki kecepatan pemrosesan yang lebih tinggi, DeepSeek R1 menawarkan kecepatan pemrosesan yang lebih cepat dibandingkan dengan model AI lainnya, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses respons dengan lebih cepat dan efisien. Kecepatan pemrosesan yang tinggi ini sangat penting untuk aplikasi real-time, seperti terjemahan bahasa instan dan analisis sentimen. DeepSeek R1 juga dirancang untuk dapat menangani peningkatan volume data dan permintaan tanpa mengorbankan kinerja. Hal ini tentunya sangat penting untuk aplikasi yang digunakan oleh banyak pengguna secara bersamaan, seperti platform media sosial dan layanan pelanggan. Dan yang tak kalah penting adalah terkait kemampuan multimodal, yang mana selain bahasa, DeepSeek R1 juga dapat bekerja dengan gambar, suara, dan jenis data lainnya, memberikan fleksibilitas untuk menangani berbagai jenis tugas berbasis AI. Kemampuan multimodal ini memungkinkan DeepSeek R1 untuk digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pengenalan wajah, analisis video, dan sintesis suara.

Lalu bagaimana reaksi pasar dan industri di Amerika Serikat terkait kehadiran mahakarya AI asal China ini? Kehadiran DeepSeek AI di pasar Amerika Serikat memicu reaksi yang kuat dari pasar saham dan industri teknologi. Pada tanggal 27 Januari 2025, saham-saham perusahaan teknologi AS mengalami penurunan yang cukup signifikan, dengan Nasdaq yang didominasi teknologi turun lebih dari 3%. Saham Nvidia, pemimpin pasar dalam chip AI, turun lebih dari 12%, sementara saham Microsoft dan Oracle juga mengalami

penurunan. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor bahwa model AI yang lebih murah dari Tiongkok dapat mengancam dominasi perusahaan-perusahaan teknologi AS di pasar AI. Reaksi pasar ini menunjukkan bahwa investor menganggap serius ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh DeepSeek AI dan perusahaan-perusahaan AI Tiongkok lainnya. Beberapa analis memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan AS mungkin perlu mengevaluasi kembali strategi investasi mereka dalam AI untuk tetap kompetitif. Mereka menyarankan agar perusahaan-perusahaan AS fokus pada pengembangan teknologi AI yang lebih inovatif dan diferensiasi, serta meningkatkan efisiensi operasional mereka untuk mengurangi biaya. Beberapa analis juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan-perusahaan AS, pemerintah, dan lembaga penelitian untuk mempercepat inovasi AI dan memastikan bahwa AS tetap menjadi pemimpin dalam bidang ini. Mantan Presiden AS Donald Trump bahkan menyebut kebangkitan DeepSeek sebagai “panggilan bangun tidur” bagi sektor teknologi AS. Trump menyatakan keyakinannya bahwa AS akan mempertahankan kepemimpinannya di bidang AI, tetapi ia juga mengakui bahwa AS dapat belajar dari pendekatan DeepSeek yang lebih hemat biaya. Dia menyerukan agar pemerintah AS memberikan dukungan yang lebih besar kepada perusahaan-perusahaan AI AS dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi kekayaan intelektual mereka. Pernyataan Trump ini mencerminkan keprihatinan yang semakin meningkat di kalangan pembuat kebijakan tentang daya saing global AS dalam bidang AI.

Kehadiran DeepSeek AI di pasar Amerika Serikat berpotensi memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada industri teknologi dan ekonomi secara keseluruhan. Jika DeepSeek dan perusahaan-perusahaan AI Tiongkok lainnya mampu terus mengembangkan model AI yang kompetitif dengan biaya yang lebih rendah, hal ini dapat memicu perubahan dalam lanskap persaingan global di bidang AI. Perusahaan-perusahaan AS mungkin perlu berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan untuk mempertahankan keunggulan teknologi mereka. Pemerintah AS juga mungkin perlu mempertimbangkan kebijakan yang mendukung inovasi AI di dalam negeri, seperti memberikan insentif pajak untuk penelitian dan pengembangan, atau melonggarkan peraturan yang menghambat pengembangan AI. Selain itu, AS juga perlu fokus pada pengembangan talenta AI melalui pendidikan dan pelatihan, serta menarik talenta AI terbaik dari seluruh dunia. Namun, DeepSeek juga menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya mereka untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan Amerika. Salah satu tantangan terbesar adalah masalah kepercayaan dan keamanan data. Beberapa pengguna AS mungkin enggan menggunakan aplikasi AI dari perusahaan Tiongkok karena kekhawatiran tentang privasi data dan potensi spionase. DeepSeek perlu meyakinkan pengguna AS bahwa mereka dapat mempercayai perusahaan untuk melindungi data pribadi mereka dan bahwa data mereka tidak akan digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan. Untuk mengatasi masalah ini, DeepSeek perlu menerapkan standar keamanan data yang tinggi, transparan tentang praktik data mereka, dan mematuhi semua peraturan privasi data yang berlaku di AS. DeepSeek juga perlu mengatasi masalah regulasi dan kepatuhan. Pemerintah AS memiliki peraturan yang ketat tentang ekspor teknologi dan keamanan data, dan DeepSeek harus memastikan bahwa mereka mematuhi semua peraturan ini untuk dapat beroperasi secara legal di AS. Selain itu, DeepSeek juga perlu membangun hubungan yang kuat dengan pemerintah AS dan regulator untuk memastikan bahwa mereka dapat beroperasi dengan lancar di pasar AS.

Kehadiran DeepSeek AI di industri teknologi Amerika Serikat telah menciptakan gelombang kejut yang begitu luar biasa. Dengan model AI yang diklaim memiliki kemampuan setara dengan model AI terkemuka namun dengan biaya yang jauh lebih rendah, DeepSeek telah mengguncang dominasi perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS dan memicu kekhawatiran tentang masa depan kepemimpinan Amerika dalam inovasi AI. Kehadiran DeepSeek bukan hanya tentang satu perusahaan atau satu model AI, tetapi tentang perubahan yang lebih besar dalam lanskap persaingan AI global. Meskipun DeepSeek menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya mereka untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan AS, kehadiran mereka di pasar AS telah memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk mengevaluasi kembali strategi investasi mereka dalam AI dan mencari cara untuk tetap kompetitif. Masa depan industri AI global akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan-perusahaan AS dan Tiongkok bersaing dan berkolaborasi dalam beberapa tahun mendatang. Era baru dalam persaingan AI global telah dimulai, dan hanya waktu yang akan menentukan siapa yang akan muncul sebagai pemenang. Yang jelas, AS perlu merespons tantangan ini dengan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa mereka tetap menjadi pemimpin dalam inovasi AI.

REFERENCES

Setiawati, S. (2025). Sosok di Balik DeepSeek yang Bikin AI Amerika Ketar-Ketir. Diakses pada 10 Februari 2025 dari https://www.cnbcindonesia.com/research/20250128173026-128-606332/sosok-di-balik-deepseek-yang-bikin-ai-amerika-ketar-ketir

Lestarini, A. H. (2025). Mengenal DeepSeek, AI Tiongkok yang Mengguncang Wall Street. Diakses pada 10 Februari 2025 dari https://www.metrotvnews.com/read/b2lCpBRA-mengenal-deepseek-ai-tiongkok-yang-mengguncang-wall-street

Wang, F., dan João da Silva (2025). Bagaimana China membuat DeepSeek di tengah hadangan AS?. Diakses pada 11 Februari 2025 dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/cqld92kw127o

Praminsya, A. (2025). Kenapa DeepSeek Bikin Harga Saham Teknologi AS Anjlok?. Diakses pada 11 Februari 2025 dari https://www.idntimes.com/business/economy/b-agam-praminsya/deepseek-bikin-harga-saham-teknologi-as-anjlok-c1c2

Aulia, L. (2025). DeepSeek Bikin Investor Teknologi AS Ketar-ketir. Diakses pada 11 Februari 2025 dari https://www.kompas.id/artikel/deepseek-bikin-investor-teknologi-as-ketar-ketir

Kompas [KOMPASTV]. (2025, Februari 03). Kata Direktur Ekonomi Digital CELIOS soal Kehadiran Deepseek, Perang AI Tiongkok Vs Amerika Serikat. [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=R9ctzHc6Gi0

CNBC [CNBC Indonesia]. (2025, Februari 03). Adu Canggih AI China vs Amerika: Deepseek & Qwen vs Chatgpt & Gemini. [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=hGvKHu4dkvE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts